Amerika Serikat menganugerahi 'Legacies of Pluralisme, Diversity and
Democracy' kepada almarhum Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dan tokoh
dunia Martin Luther King, Jr. Menurut anak Gus Dur, Alissa Qotrunnada
Munawaroh Rahman atau Alissa Wahid, Amerika menilai tindakan ayahnya
dengan Martin sama-sama untuk memperjuangkan kesetaraan.
"Amerika
Serikat memperingati Martin Luther King Day sekaligus tribute to Gus
dur, mereka menilai beliau (Gus Dur) memiliki nilai perjuangan yang
mirip dengan Martin. Keduanya sama-sama mempengaruhi kehidupan luas,
berjuang dalam kesetaraan serta perubahan nasib orang banyak," ujar
Alissa ketika dihubungi merdeka.com, Rabu (23/1).
Alissa
mengatakan, sebenarnya Martin dan Gus Dur beranjak dari posisi
berlawanan tetapi keduanya terinspirasi dari tokoh yang sama, Mahatma
Gandhi. Menurut dia, Gus Dur berjuang hak asasi bagi kaum minoritas di
Indonesia untuk kesetaraan. Sedangkan Martin dari kaum yang tertindas
kemudian melawan penindasan tersebut.
"Kalau di Amerika Serikat
jika Martin tidak memperjuangkan mati-matian, tidak mungkin Barack Obama
bisa jadi presiden. Dampak perjuangan Martin sangat besar untuk bangsa
Amerika serikat," kata dia.
Menurut Alissa, Gus Dur memegang
prinsip perjuangan yang damai tanpa kekerasan atau non violent dalam
berjuang untuk kesetaraan minoritas.
Sebelumnya, acara
penganugerahan yang diadakan di Surabaya, Konsulat Jenderal Amerika
Serikat Joaquin Monserrate mengatakan, acara ini diadakan untuk
mengenang tokoh hak asasi manusia (HAM) Amerika Serikat dan Indonesia.
"Acara
ini juga dihadiri berbagai kalangan, termasuk pemerintahan, akademisi,
tokoh politik, pemuka agama serta pimpinan media terkemuka," kata
Monserrate di sela acara, Surabaya, Selasa (22/1).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar