Ada satu konsep yang sangat bagus dalam ajaran Islam yang sudah
dikenal oleh hampir seluruh warga negara Indonesia yang mayoritas Muslim
ini. Konsep itu bernama "uswatun hasanah”.
Konsep ini
mengajarkan kepada setiap manusia agar menjadi teladan yang baik bagi
manusia lainnya dalam berbagai hal. Konsep ini sangat cocok jika
diterpakan kepada seorang pemimpin atau publik figur, karena perilaku
mereka setiap saat selalu terpentau melalui media masa, sehingga sangat
mudah untuk ditiru.
Jadi bisa dikatakan, kebaikan seorang
pemimpin atau publik fugur di suatu negara adalah salah satu kunci
kebaikan bagi seluruh masyarakat di negara tersebut.
Namun
alangkah buruknya jika yang terjadi adalah kebalikan dari konsep
tersebut, yaitu “uswatun sayyiah”. Konsep ini adalah kebalikan dari
konsep uswatun hasanah, yaitu seseorang mejadi contoh yang buruk bagi
orang lain.
Ketika kebanyakan pemimpin dan publik figur yang
menampilkan perilaku buruk dalam kehidupannya sehari-hari, lalu perilaku
itu terpublikasikan melalui media, maka secara tidak langsung akan
menjadi perilaku yang dianggap biasa oleh masyarakat, sehingga akan
dicontoh oleh masyarakat.
Jika kedua konsep itu dicocokan dengan
keadaan di Indonesia saat ini, maka secara umum yang lebih cocok adalah
konsep uswatun sayyiah. Hal ini dapat kita lihat pada beberapa
peristiwa yang terjadi di negeri ini yang terkait degan beberapa
politisi dan beberapa artis di Indonesia.
Kasus mega proyek
Hambalang adalah satu contoh kasus nyata yang terjadi di negeri ini yang
menjadi cerminan perilaku para politisi sekaligus pemangku kebijakan di
Indonesia. Kasus mega proyek Hambalang bukanlah kasus korupsi luar
biasa biasa seperti kasusu korupsi pajak Gayus Tambunan, melainkan kasus
korupsi ekstra luar biasa yang pernah tirjadi di Indonesia.
Bagaimana
tidak, kasus korupsi ini selain menunjukkan jumlah uang yang sangat
fantastis, juga dilakukan dengan cara yang sangat rapi.
Selain
kasus mega proyek Hambalang, kasus lain yang dapat menjadi contoh buruk
bagi masyarakat Indonesia adalah kasus korupsi Gayus Tambunan, kasus
korupsi proyek pengadaan Alquran Kementerian Agama, kasus bupati Garut
Aceng Fikri yang menikahi gadis 18 tahun hanya selama 4 hari yang
terkesan pelecehan terhadap keum perempuan, dan kasus-kasus yang lain
yang semuanya tidak layak menjadi teladan bagi masyarakat.
Sementara
di kalangan selebritas tidak kalah buruknya. Perilaku para selebritas
di Indonesia saat ini benar-benar tidak mencerminkan seorang publik
figur yang harusnya menjadi teladan bagi para fansnya, terutama generasi
muda. Kasus vidio porno Ariel misalkan, banyak tindakan asusila yang
terjadi pasca vidio itu terupload di internet.
Para kaum muda
seperti terinspirasi oleh video artis idola mereka, sehingga nekat untuk
melakukan tindakan asusial. Lalu yang terbaru adalah kasus narkoba yang
menjerat Rafi Ahmad, Irwansyah, Zazkia Sungkar, dan artis lain yang
terlibat di dalamnya. Kasus ini seperti menjadi teguran kepada Presiden
SBY yang dulu pernah memberi grasi kepada salah satu terpidanan mati
kasus pengendalian peredaran narkoba oleh Ola.
Meskipun
penyelidikan terhadap kasus Rafi cs ini belum selesai, namun dampaknya
di masyarakat akan cukup besar dengan adanya media yang selalu
memberitakan kasus ini, apalagi jika berita ini ditambah atau dikurangi
dari berita aslinya, maka dampaknya akan lebih besar, terutama bagi
anak-anak dan remaja yang secara psikologis masih serba ingin tahu
dengan sesuatu yang baru, apalagi jika sesuatu itu dilakukan oleh artis
idolanya.
Kasus-kasus lain yang sering terjadi di dunia
selebritas yang dapat menjadi contoh buruk bagi masyarakat adalah
kasus-kasus kekerasan, baik di dalam kahidupan nyata sang artis maupun
dalam sinetron dan film, kasus perceraian yang sering terjadi, bahkan
sampai yang terkecil adalah masalah gaya berpakaian yang cenderung
menghapus budaya Indonesia.
Jika contoh-contoh perilaku seperti
di atas terus dibiarkan, maka entah apa yang akan terjadi pada generasi
muda Indonesia 20 sampai 30 tahun yang akan datang.
Pemerintah harus proaktif dalam membentengi generasi mudanya agar
tidak terbawa arus yang negatif dan supaya Indonesia memiliki harapan di
masa depan.
Secara umum, ada tiga jalur yang harus ditempuh untuk menyelamatkan
generasi muda Indonesia, yaitu pertama, jalur pendidikan. Pendidikan di
Indonesia harus mempu mencetak generasi muda yang tidak hanya menguasai
ilmu pengetahuan dan keterampilan, tapi yang terpenting adalah memiliki
akhlak yang mulia.
Maka dari itu, materi budi pekerti dan
pendidikan agama harus diperbanyak dan diajarkan dengan metode yang
efektif. Kedua, jalur pengawasan. Pemerintah harus meningkatkan
pengawasan terhadap perilaku para elit politik negeri ini agar
perilakunya lebih bisa dicontoh oleh generasi muda. Ketiga, jalur
penegakan hukum. Penegakan hukum di Indonesia harus
benar-benardiperbaiki.
Penegakan hukum harus adil, tak padnang
bulu. Siapapun yang bersalah, baik itu masyarakat biasa, pelajar,
pejabat publik, bahkan pemimpin sekalipun kalau bersalah haruslah
dihukum sesuai dengan aturan yang berlaku.
Dari tiga hal ini
dapat dirincikan lagi menjadi kebijakan-kebijakan yang nantinya
diharapkan mampu mengurangi uswatun sayyiah dari para pemimpin, elit
pilotik dan publik figur dan melindungi generasi muda dari contoh-contoh
buruk perilaku orang-orang yang tidak bertanggung jawab di negeri
ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar