Kamis, 27 Oktober 2011

Piala Dunia 2018 dan 2022 Keponakan Blatter Tangani Tender Hak Siar di Indonesia

Anda berminat membeli paket hak siar Piala Dunia (PD) 2018 dan 2022 di Indonesia? Jika ya, Anda harus menjalin kontak dengan perusahaan Infront Sports & Media, perusahaan agen pemasaran berbasis di Swiss yang dipimpin oleh Philippe Blatter, keponakan Presiden FIFA Sepp Blatter.
Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA) menunjuk Infront Sports & Media untuk menangani proses tender penjualan hak siar PD 2018 dan 2022 untuk 26 negara di kawasan Asia, termasuk Indonesia.
"Infront menawarkan paket terbaik bagi proyek yang sangat penting dan kompleks ini, baik dari aspek keuangan maupun pemasaran," kata Niclas Ericson, Direktur Televisi FIFA, dalam pernyataan yang dirilis Infront.
Selain menangani tender penjualan hak siar PD 2018 dan 2022 untuk wilayah Indonesia, Infront Sports & Media juga menangani tender penjualan hak siar di 25 negara Asia lainnya, yaitu Afganistan, Banglades, Butan, Kamboja, China, Taiwan, Hongkong, India, Kirgistan, Laos, Makau, Maladewa, Mongolia, Myanmar, Nepal, Pakistan, Filipina, Singapura, Sri Lanka, Tajikistan, Thailand, Timor Leste, Turkmenistan, Uzbekistan, dan Vietnam.
Infront sudah lama menjadi sorotan para pengkritik FIFA. Perusahaan agen itu memiliki hubungan dekat dengan ISL, mantan partner pemasaran FIFA yang kolaps dan bangkrut tahun 2001.
Perusahaan itu juga menjadi sasaran sejumlah tudingan terkait kasus penyuapan sejumlah pejabat senior FIFA pada tahun 1990-an. Sejak tahun 2006, Infront dipimpin Philippe Blatter, yang menjabat sebagai presiden dan direktur eksekutif agen tersebut.
Seperti telah diberitakan, FIFA menjual paket hak siar PD 2018 Rusia dan PD 2022 Qatar dalam satu paket, seperti halnya saat menjual hak siar PD 2010 Afrika Selatan dan PD 2014 Brasil.
Di Indonesia, hak siar PD 2014 Brasil sudah dimiliki perusahaan investasi Bakrie Capital Indonesia, yang sekaligus memegang hak komersial turnamen itu, dan dikelola B Plus.
Untuk hak siar PD 2018 dan PD 2022 di Indonesia, sejauh ini belum ada lembaga atau perusahaan yang memilikinya.
Sebagai gambaran, stasiun televisi Fox yang memegang hak siar PD 2018 dan 2022 untuk pemirsa berbahasa Inggris di wilayah Amerika Serikat membeli hak siar dua ajang tersebut sekitar 425 juta dollar AS (Rp 3,7 triliun).
Telemundo (stasiun televisi bahasa Spanyol untuk wilayah Amerika Serikat) merogoh kas sekitar 600 juta dollar AS (Rp 5,3 triliun) untuk hak siar PD 2018 dan PD 2022. Sementara Radio Futbol de Primera membayar sekitar 100 juta dollar AS (Rp 855 miliar) untuk mendapatkan hak siar radio dari dua ajang tersebut di Amerika Serikat. (AP/FIFA.COM/SAM)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar