Jumat, 30 September 2011

Forlan: Napoli Kandidat "Scudetto"

Penyerang Inter Milan, Diego Forlan, berpendapat, Napoli merupakan penantang serius dalam perebutan scudetto musim ini. Oleh karena itu, Forlan menilai timnya tidak akan mudah meraih kemenangan saat menjamu Napoli, Sabtu (1/10/2011).
Napoli memang lawan yang tidak boleh dianggap enteng pada musim ini. Tim besutan Walter Mazzarri itu untuk sementara duduk di peringkat keempat dengan mencatat dua kemenangan, satu hasil seri, dan satu kekalahan. Salah satu kemenangan Napoli tercipta ketika mengalahkan AC Milan 3-1 pada 21 September lalu.
"Juventus, Napoli, Milan, dan Inter adalah tim yang sangat kuat. Selain itu, liga lebih seimbang daripada La Liga, di mana Barcelona dan Real Madrid yang selalu menang. Napoli adalah pesaing gelar karena mereka adalah tim yang tangguh karena membeli pemain yang sangat bernilai. Tidak hanya pada musim ini, tetapi pada musim lalu juga. Mereka juga diperkuat pemain-pemain muda yang tampil cukup baik dan berkembang," beber Forlan.
Inter mendapatkan sedikit keuntungan karena Napoli tidak diperkuat penyerang andalannya, Edinson Cavani, pada pertandingan nanti. Penyerang asal Uruguay itu terpaksa absen karena mengalami cedera engkel saat tampil melawan Villarreal.
"Cavani adalah pemain penting karena dia menciptakan banyak gol untuk klub dan tim nasional. Bagaimanapun, Napoli adalah sebuah tim yang lebih dari kata itu," jelas Forlan.
"Di timnas, kami adalah rekan selama Piala Dunia, dan kemudian memenangkan Copa Amerika. Luis Suarez adalah striker utama. Aku berada di belakangnya. Di sayap kanan ada Edinson yang bermain sebagai playmaker," sambungnya.

Eden Hazard Masuk Target Real Madrid Tim ibu kota Spanyol itu turut meramaikan antrean klub peminat Hazard.

Harian terbitan Belgia, De Standaard, menyebut salah satu talenta terbaik negara tersebut yang bermain untuk Lille di Ligue 1 Prancis, Eden Hazard, masuk dalam daftar target Real Madrid.

Melakoni debut tim senior Les Dogues pada 2007/08, gelandang serang 20 tahun itu bersinar terang musim lalu dan memainkan peran vital dalam raihan juara liga bagi Lille.
Performa apiknya pun mengusik minat banyak klub top di jendela transfer musim panas kemarin, di antaranya Arsenal, Liverpool, serta Paris Saint-Germain sebelum Madrid ikut mengantre.

Direktur sepakbola Los Merengues, Zinedine Zidane, secara terang-terangan mengaku sebagai pengagum kemampuan Hazard, dan legenda sepakbola Prancis itu ditengarai telah mendapat restu dari presiden Florentino Perez untuk membuka negosiasi dengan Lille.

Tetapi, Madrid diyakini tak bakal mudah merealisasikan pembelian kolektor 22 cap timnas Belgia itu. Presiden Lille, Michel Seydoux, bulan lalu telah menegaskan bahwa aset berharganya itu bernilai dua kali lipat banderol Samir Nasri, yang dijual Arsenal ke Man
City dengan nominal €28 juta.

Jermain Defoe: Tottenham Siap Hadapi Arsenal Defoe yakin Tottenham bisa mengalahkan Arsenal.

Striker Tottenham Hotspur Jermain Defoe yakin timnya akan bisa menampilkan permainan impresif dan mengalahkan Arsenal dalam derby London di Liga Primer Inggris akhir pekan ini.

Spurs belum terkalahkan dalam enam pertandingan terakhir di seluruh ajang kompetisi. Kemenangan atas Liverpool dan Wigan dalam dua pertandingan Liga Primer terakhir menunjukkan penampilan meyakinkan mereka di awal musim.
Defoe mengaku siap menghadapi The Gunners. Pemain yang baru pulih dari sakit itu mencetak gol saat Spurs menang atas Shamrock Rovers di ajang Liga Europa pertengahan pekan ini.

"Ya, ini merupakan pertandingan besar dan massif, yang semua pemain ingin bermain di dalamnya," ujar Defoe di laman resmi klub.

"Saya kecewa absen lawan Wigan karena sakit. Itulah mengapa saya senang bisa bermain dan mencetak gol lawan Shamrock. Saya sudah bekerja keras dan siap menghadapi pertandingan Minggu nanti."

"Saya yakin semua fans dan pemain sudah tak sabar menghadapi pertandingan ini. Kami semua siap menyambutnya."

Marcello Lippi: Kekuatan Tim-Tim Serie A Berimbang Lippi yakin tidak ada dominasi pada kompetisi Serie A musim ini.

Mantan pelatih timnas Italia Marcello Lippi menyatakan, kekuatan tim-tim pesaing pada kompetisi Serie A musim ini bisa dibilang berimbang.

Juventus mengawali musim ini dengan tidak terkalahkan dalam empat pertandingan awal, seperti halnya Udinese. Napoli, Inter, dan AC Milan pernah mengalami kesulitan di awal musim.
amun, Lippi yakin kekuatan tim-tim Serie A musim ini berimbang, tidak ada yang lebih kuat atau dominan.

"Dibandingkan dengan tahun-tahun lalu, seperti saat Inter begitu kuat, namun kini yang ada adalah keseimbangan," ujar Lippi kepada La Repubblica.

"Milan juga kuat setelah memenangi liga musim lalu, dan mereka kembali menghadirkan atusiasme."

"Inter kini juga sudah berada di jalur yang bagus. Sementara Juventus, Roma, dan Napoli bisa menjadi protagonis."

Lippi mengakui dirinya mendapatkan tawaran melatih di Eropa dan benua lain, baik klub maupun timnas. Namun, ia memastikan tidak akan kembali melatih di Italia."

Arsene Wenger Ingin Jadikan Arsenal Tim Terbaik Dunia Wenger merasa bisa membuat Arsenal lebih baik lagi karena mendapatkan dukungan penuh dari pemilik klub.

Sudah 15 tahun Wenger melatih Arsenal. Ia sudah mempersembahkan tiga gelar Liga Primer Inggris dan empat Piala FA bagi The Gunners, meskipun belum memenangkan gelar lagi sejak 2005.

Wenger merasa senang bisa memberikan banyak gelar, tapi ia masih belum puas. Ia ingin membawa Arsenal menjuarai Liga Champions dan menjadi klub terbaik dunia.

Walaupun klubnya kurang diunggulkan meraih gelar bergengsi di musim ini, Wenger justru merasa optimis performa timnya akan semakin membaik, apalagi ia mendapatkan dukungan dari pemilik klub, Stan Kroenke.

"Saya merasa sangat beruntung bisa menghabiskan waktu selama 15 tahun di klub ini. Saya tak ingin melihat ke masa lalu, karena bagi saya yang penting adalah sekarang dan masa depan," tuturnya pada media dalam sebuah konperensi pers.

"Masa lalu hanya saja jadikan cerminan untuk meningkatkan kualitas di masa sekarang dan masa depan. Saya yakin tim ini akan lebih berkembang dan bisa menjadi tim terbaik dunia. Saya ingin hal itu terjadi di masa kepelatihan saya."

"Selain potensi para pemain, yang membuat saya optimis adalah dukungan penuh dari pemilik klub. Kroenke mempercayakan saya untuk menyelesaikan masalah yang ada di tim ini, hal ini rasanya jarang dijumpai di dunia sepakbola saat ini."

Arsenal akan menyambangi markas Tottenham, Minggu (2/10) dalam lanjutan pertandingan Liga Primer Inggris pekan ini.

Clarence Seedorf: Waspadai Juventus! Seedorf yakin Juventus sedang dalam kondisi yang sangat antusias.

Gelandang AC Milan Clarence Seedorf mengingatkan rekan-rekannya jelang pertandingan lawan Juventus dalam lanjutan Serie A Italia akhir pekan ini.

Pemain asal Belanda itu menyebut Bianconeri sedang memiliki antusiasme yang sangat tinggi menyusul penampilan bagus mereka di awal musim. Apalagi, pertandingan ini berlangsung di markas baru mereka.
"Pertandingan ini sangat berharga karena kedua tim dalam performa bagus," ujar Seedorf dikutip La Repubblica.

"Juventus punya antusiasme tinggi dan mereka akan menunjukkannya saat melawan kami. Stadion baru dan fans juga memberikan dukungan ekstra. Jadi, kami harus waspada."

Rossoneri kini ada di peringkat ke-11 dengan raihan lima poin, tiga angka di belakang Juventus, yang ada di puncak klasemen bersama Udinese.

Chiellini Bertekad Buat Ibra Mati Kutu

Bek Juventus, Giorgio Chiellini, bertekad menghentikan pergerakan Zlatan Ibrahimovic saat menjamu AC Milan, Minggu (2/10/2011).
Bek asal Italia itu berpendapat, Ibra adalah pemain berbahaya. Penilaian itu mengacu kepada penampilan Ibra saat pertandingan Liga Champions melawan Viktoria Plzen, Rabu (28/9/2011) lalu.
Ibra menjadi pahlawan kemenangan dalam pertandingan tersebut. Dengan sebuah gol yang diciptakan Ibra dari titik putih dan assist atas gol yang diciptakan Antonio Cassano, Milan meraih kemenangan 2-0.
"Ketika Anda bermain melawan pemain sebagus Ibra, maka Anda harus siap, tidak hanya sebagai individu, tetapi juga sebagai sebuah tim," kata Chiellini kepada Juventus Channel.
"Menjadi sesuatu yang luar biasa untuk bermain melawan juara seperti dia. Apalagi, jika kami menang," sambungnya. (JC)

"Schweinsteiger Setara Xavi-Iniesta"

Pelatih Bayern Muenchen Jupp Heynckes menilai anak didiknya, Bastian Schweinsteiger, mempunyai kemampuan setara dengan tiga pemain Barcelona, yaitu Xavi, Andres Iniesta, dan Sergio Busquets.
Hal tersebut disampaikan berkaitan dengan penampilan Schweinsteiger pada laga Liga Champions melawan Manchester City, Selasa lalu. Bayern memenangi duel dengan skor 2-0.
Sepasang gol itu diciptakan oleh Mario Gomez. Meski begitu, Schweinsteiger dinilai berperan penting menciptakan ruang, yang memungkinkan Bayern menciptakan peluang dan gol.
"(Schweinsteiger) adalah jantung tim ini. Ia adalah seorang gelandang dengan kemampuan taktik yang luar biasa. Menurut saya, ia setara dengan Iniesta, Xavi, dan Busquets. Ia menunjukkan kualitas itu saat pertandingan melawan Manchester City," ujar Heynckes.

Cedera, Abate Tak Akan Perkuat Milan Hadapi

Belum habis badai cedera yang dialami oleh AC Milan, kini satu lagi penggawa Rossoneri yang harus absen ketika menghadapi Juventus.

Pemain belakang Milan, Ignazio Abate mengalami cedera ketika mengalahkan Viktoria Plzen 2-0 di Liga Champions.

Diperkirakan Abate bakal absen sedikit lama, karena sejauh ini pemulihan cederanya lebih lambat dan tak sesuai dengan yang diharapkan.

"AC Milan menginformasikan bahwa Ignazio Abate mengalami cedera paha yang membuatnya tak bisa mengikuti latihan tim kemarin dan hari ini," bunyi pernyataan Milan dalam situs resmi mereka.

"Dalam beberapa hari mendatang kami akan kembali mengevaluasi kondisinya dan akan melakukan penanganan medis lebih lanjut."

Sementara itu, Milan kini masih menunggu kesembuhan beberapa pemainnya yang mengalami cedera, antara lain, Robinho, Alexandre Pato, Gennaro Gattuso, Massimo Ambrosini, Philippe Mexes, Mathieu Flamini dan pemain muda Kingsley Boateng.

Lawan Arsenal, Adebayor Takkan Selebrasi Gol Adebayor trauma dengan selebrasi gol saat masih memperkuat Manchester City.

Striker Tottenham Hotspur, Emmanuel Adebayor menegaskan takkan melakukan perayaan atau selebrasi jika mencetak gol ke gawang mantan klubnya, Arsenal yang akan dihadapinya di White Hart Lane, Minggu 2 Oktober 2011.

Tampaknya, Adebayor masih trauma dengan selebrasi gol saat masih memperkuat Manchester City yang berujung kemarahan fans Arsenal. Saat itu, fans Arsenal yang masih marah dengan kepergian Adebayor meneriakinya sepanjang laga.

Striker Togo ini membalasnya dengan berlari menghampiri fans Arsenal seusai mencetak gol lewat sundulan. Lalu, ia berlutut dan membentangkan kedua tangan. Selebrasi provokatif Ade disambut lemparan suporter Arsenal. Bahkan, pertandingan City vs Arsenal terancam ricuh jika pihak keamanan tak cepat meredakan kemarahan fans.

Adebayor diberi kartu kuning wasit dan minta maaf seusai laga yang dimenangkan City 4-2 itu. Untuk itulah, Adebayor takkan mengulangi selebrasi dalam bentuk apa pun dalam Derby London Utara ini.

"Apa yang terjadi 2 tahun lalu sebuah insiden. Saya minta maaf kepada seluruh fans Arsenal," kata Ade kepada SkySport. "Kadang kita tak bisa mengontrol emosi. Kita semua manusia."

Pemain 27 tahun ini meninggalkan Arsenal pada musim panas 2009. Ia tampil bagus dalam beberapa laga awal City, tapi akhirnya tak disukai tim pelatih. Sempat dipinjamkan ke Real Madrid, setengah musim lalu, kini Ade bergabung dengan Tottenham dengan status pinjaman dari Manchester City.

"Saya menyesali perbuatan itu. Tapi, minta maaf saja tak mengubah keadaan. Sudahlah, saya sudah melupakan itu semua," lanjutnya. "Saya fokus ke depan, kepada laga melawan Arsenal pada Minggu nanti."

"Yakinlah, jika saya punya kesempatan mencetak gol, saya akan melakukannya. Tapi, saya takkan melakukan selebrasi. Sepanjang hidup saya nanti, saya takkan mengulangi itu lagi."

"Menyenangkan, saya bisa melawan Arsenal lagi. Klub yang membuat saya seperti saat ini. Saya sangat respek kepada klub ini," ujar Adebayor.

Zola: Tevez Akan Memberi Scudetto ke Juventus "Seorang pemain seperti dia bisa menghadirkan perbedaan seperti di liga Italia."

Ancaman pemecatan Carlos Tevez oleh Manchester City menginspirasi Gianfranco Zola. Mantan pemain Napoli dan Chelsea ini memberikan nasihat kepada klub raksasa Turin, Juventus untuk mendatangkan Tevez.

Menurut Zola, Tevez akan membuat perbedaan bagi Bianconeri. Bahkan, striker Argentina itu bisa menghadirkan trofi Serie A alias scudetto bagi Juventus.

Tevez diskors 2 pekan oleh manajemen City akibat menolak dimainkan saat kalah 0-2 dari Bayern Munich di Liga Champions. Carlitos pun terancam didepak The Citizens sehingga Zola menyarankan agar Juve memboyongnya ke Italia.

Zola menganggap gaya Tevez sangat cocok dengan Juventus. "Saya menyukai gaya melatih [Antonio] Conte. Ia pelatih keras dan terbuka, juga Tevez," kata Zola kepada Tuttosport.
"Tim yang membeli Tevez selalu mendapatkan hasil bagus. Seorang pemain seperti dia bisa menghadirkan perbedaan seperti di liga yang seimbang di Italia. Pemain yang bisa menghadirkan trofi juara, ya Tevez."

Tevez yang kini berusia 27 tahun masih menyisakan kontrak dengan Manchester City sampai musim panas 2014. Dan harga Carlitos diprediksi tak murah.

Juventus kini berada di posisi puncak klasemen sementara Serie A dengan delapan poin dari empat laga. Juve berharap bisa mempertahankan rekor tak terkalahkan saat menjamu AC Milan, Minggu 2 Oktober 2011.

ManCity Larang Wartawan Tanya Soal Tevez "Jika kesepakatan ini dilanggar, maka jumpa pers akan dibatalkan."

Pihak Manchester City melarang wartawan untuk bertanya soal Carlos Tevez kepada manajer Roberto Mancini pada jumpa pers jelang melawan Blackburn Rovers, Sabtu 1 Oktober 2011.

Sebelum jumpa pers, Jumat 30 September 2011, pihak ManCity melalui juru bicara Victoria Kloss menegaskan segala bentuk pertanyaan yang berkaitan dengan Tevez dilarang.

"Pertanyaan mengenai Tevez secara umum, berkaitan dengan pertandingan Selasa (lawan Bayern Munich) dan masa depannya di klub, tidak akan dijawab. Jika kesepakatan ini dilanggar, maka jumpa pers akan dibatalkan," ujar Kloss seperti yang dilansir Fox Sports.

Mancini sendiri berusaha tenang dan lebih banyak bercanda sepanjang jumpa pers. Arsitek asal Italia itu membantah pekan ini adalah yang tersulit dalam karirnya, dengan tindakan Tevez menolak bermain dan Edin Dzeko tidak suka diganti saat melawan Munich.

"Tidak, jelas tidak. Mengapa sulit? Situasi ini bisa terjadi dalam sepakbola. Sangat penting untuk tidak mengingat masa lalu. Hal yang membuat kecewa adalah kami kalah dari Bayern Munich," ujar Mancini.

"Normal jika seorang pemain tidak senang meninggalkan lapangan di pertandingan penting, atau duduk di bangku cadangan. Ini situasi yang normal bagi setiap manajer," lanjut Mancini.

Mancini mengaku kondisi dalam timnya kondusif dan siap menghadapi Blackburn di Ewood Park. Mancini juga memastikan masalah dengan Dzeko sudah selesai.

Sir Alex: Kasus Tevez, Itulah Sisi Kuatnya Mancini

Pelatih Manchester United (MU), Sir Alex Ferguson, menilai kalau merebaknya kasus mogok main Carlos Tevez adalah salah satu sisi kekuatan Roberto Mancini di tubuh Manchester City.

Pada mulanya, Sir Alex enggan berkomentar lebih banyak tentang kasus mantan anak buahnya yang kini menyeberang ke rival satu kota MU itu. Namun, melihat dari sisi kepelatihan dan yang dilakukan Mancini dengan mengutarakannya ke media, ia pun mau juga buka suara.

"Saya tidak ada hubungannya dengan hal itu," kata Ferguson. "Tapi saya pikir Roberto Mancini telah mengeluarkan kekuatan karakternya, kuatnya kepelatihan yang ia miliki."

Sesama pelatih, Sir Alex menilai kalau yang dilakukan Mancini ada benarnya. Sebab, segala sesuatu dalam sepak bola tergantung pada pelatih. "Yang terpenting hari ini adalah manajemen. Itu saja," tegasnya.

Ia menambahkan, "Kami semua sama-sama memiliki pengalaman dalam kesulitan kami sebagai pelatih. Pengalaman saya sendiri, pelatih adalah penting. Tak ada orang yang lebih penting selain pelatih di dunia sepak bola."

Carles Puyol Cedera Lagi Bek Barcelona Carles Puyol kembali mendapat cedera dan mungkin absen menghadapi Sporting Gijon.

Barcelona kembali ditinggal Carles Puyol untuk beberapa laga ke depan karena cedera yang dialaminya.

Puyol mendapat cedera tulang rusuk saat Barcelona menundukkan BATE Borisov 5-0 di Liga Champions.

Karena cedera tersebut, Puyol harus menjalani latihan dan rehabilitasi khusus untuk bisa membereskan masalahnya itu. Kemungkinan ia harus beristirahat untuk beberapa waktu
Barcelona pun tidak bisa menjamin Puyol bisa fit untuk laga berikutnya di lanjutan La Liga Spanyol menghadapi Sporting Gijon akhir minggu ini.

Kaka: Terima Kasih, Madrid

Gelandang Ricardo Kaka menilai dirinya telah berkembang menuju level performa terbaik. Ia pun berterima kasih kepada Real Madrid karena tak pernah kehilangan kepercayaan kepada dirinya dan mengaku senang bisa kembali berkontribusi.
Kaka dibeli Madrid dari AC Milan pada 2009 lalu dengan harga 56 juta poundsterling. Proses adaptasi dan integrasinya terganggu oleh sejumlah cedera. Setidaknya dalam dua musim terakhir, ia pun disebut media-media Eropa akan dijual ke sejumlah klub, termasuk Milan.
Kaka akhirnya bertahan di Madrid dan dalam dua pertandingan terakhir bermain sebagai starter. Kaka menjawab kepercayaan itu dengan satu assist yang ikut membantu Madrid menang 6-2 atas Rayo Vallecano dan satu gol dan satu assist yang ikut menentukan keberhasilan Madrid menang 3-0 atas Ajax Amsterdam.
"Aku berutang kepada Real Madrid dan klub ini. Pergi merupakan hal yang mudah, tetapi itu juga yang membuatku termotivasi meningkatkan permainanku. Aku punya mimpi meraih trofi bersama Madrid, yang ingin aku realisasikan," ujar Kaka.
"Setelah pertandingan (melawan Ajax), Presiden Florentino Perez memelukku dan mengucapkan selamat. Ia selalu mendukungku di saat-saat sulit. Banyak orang mengatakan (Madrid) ingin menjualku, tetapi (Perez) mengatakan tidak akan menjualku dan menepati janjinya. Aku berutang banyak kepada (Perez)."
"Masa depanku bergantung pada tiga orang (Kaka, pelatih Jose Mourinho, dan Madrid). Aku tak mau pergi, Mourinho tak ingin aku pergi, dan begitu juga dengan Madrid," tuturnya.

Roberto Carlos: Anzhi Mengincar Trio Inggris

Bek sayap kiri yang kini menjadi pelatih caretaker di Anzhi Makhachkala, Roberto Carlos, membeberkan rencana jangka panjang sang bos besar.

Pemain asal Brasil itu ditunjuk sebagai pelatih sementara menggantikan, Gadzhi Gadzhiev, pelatih yang baru saja mereka pecat beberapa hari yang lalu.

Selain ditunjuk dirinya juga diberikan sedikit bocoran oleh Big Boss-nya Suleyman Kerimov dalam jamuan makan malam. Dirinya diberi info tentang planning ya ia siapkan untuk klub kaya baru Rusia tersebut.

Dalam kesaksian yang dibeberkan mantan bek Real madrid itu di The Daily Mail, bosnya itu memang sedang membidik nama-nama besar berikutnya yang ingin ia boyong ke Rusia, bukan hanya pemain namun juga pelatih.

"Saya baru saja menghadiri makan malam bersama sang Presiden malam ini, kami berbicara tentang beberapa pembelian berikutnya dan pos kepelatihan untuk musim depan," ucap Carlos.

Dalam daftar pemain, marquee player (pemain bernama besar)masih akan menjadi buruan terdepan, dan di antara daftar itu yang paling teratas adalah Frank Lampard milik Chelsea, dan Steven Gerrard-nya Liverpool.

'Kami sempat berbicara tentang nama-nama seperti Lampard, Gerrard, dan Robert Pires, "kata Carlos. "Dalam posisi pelatih, ada beberapa nama, seperti Fabio Capello, Guus Hiddink, Vanderlei Luxemburgo dan Luis Felipe Scolari."

Kamis, 29 September 2011

A Night of Twists and Collapses

In a spellbinding frenzy of baseball at its unpredictable, unforgiving best, a labyrinth of twists took place across 4 hours 55 minutes at ballparks in Atlanta, Baltimore, St. Petersburg, Fla., and Houston. Only one game was tidy — the St. Louis Cardinals 8-0 victory over the Houston Astros. In each of the other games, a team lost the lead with two outs in the ninth inning, and never got it back.
“One of the greatest days in the history of baseball,” Detroit Tigers Manager Jim Leyland said on Thursday at Yankee Stadium. “It had to be.”
The postseason opens on Friday with games in the Bronx and in Arlington, Tex., but those contests have a tough act to follow. The sport, it seemed, needed its collective off-day Thursday simply to process the slightly riotous events that concluded at 12:05 a.m. Thursday.
“We have been playing with this kind of emotion, that’s almost like three weeks, I guess,” Rays Manager Joe Maddon said at Rangers Ballpark in Arlington. “But last night, really, that rips everything else apart. That is so unthinkable to do what we did.”
The Rays’ Dan Johnson, whose batting average was .108, hit a game-tying homer with two outs and two strikes in the bottom of the ninth inning against the Yankees. Down to his last strike in Baltimore, Nolan Reimold — the last hitter in the order for the last-place Orioles — tied the game off Jonathan Papelbon, the intense, hard-throwing closer for the Boston Red Sox.
In Atlanta, the Braves’ Craig Kimbrel, a strikeout artist who set the rookie record for saves this season, blew his most important chance of the year. The Phillies, who already owned the best record in the majors, got their winning hit from Hunter Pence, a player the Braves had tried to trade for in July.
So the Red Sox and the Braves, who held comfortable leads for playoff spots almost all summer, are out. The Rays and the Cardinals chased them off the cliff, completing their dogged pursuits just in time.
The Rays had trailed the Yankees by seven runs in the middle innings Wednesday. But Evan Longoria, the team’s marquee star, completed a comeback within a comeback by lining a pitch just over the short fence down the left-field corner in the 12th inning. The 8-7 victory clinched a wild-card berth for the Rays, the team with the second-lowest payroll in the American League, and eliminated the Red Sox, the team with the second highest.
The Rays became the first team to overcome a nine-game September deficit and reach the postseason. Just 25 minutes earlier, at 11:40 p.m. Eastern, the Cardinals had matched the previous record of eight and a half games when the Phillies ousted the Braves.
The most harrowing collapse, arguably, belonged to the Red Sox. Two championships in the last decade had seemed, at last, to wring the fatalism out of Boston’s fans. Instead of expecting epic failure, they had come to demand championships. The events of Wednesday may have restored the natural order.
The Red Sox, ahead, 3-2, in the ninth inning, had been 77-0 this season when leading through eight innings, and Papelbon struck out the first two Orioles hitters.
Two outs and the bases empty, bottom of the 10th. That was the enviable position the Red Sox had against the Mets in Game 6 of the 1986 World Series. One more out would have clinched the title, but three hits immediately followed.
So it was against Papelbon, the third straight hit coming when Robert Andino, who had punctured Papelbon last week with a go-ahead three-run double at Fenway Park, lashed a hit to left, just under the glove of left fielder Carl Crawford, Boston’s $142 million free-agent flop. The Orioles had won a 4-3 thriller, and, perhaps, became the first 93-loss team to end its season with a dog pile in the infield.
“I don’t think I’ve ever been part of something like this,” Crawford said. “It will go down as one of the worst collapses in history.”
There will be playoff baseball for the Rays, who ranked 13th of 14 A.L. teams in attendance and play beneath the slanted roof of a park named for orange juice. In Boston, the Red Sox’ 99-year-old red-brick shrine on Yawkey Way will go dark, thanks largely to catastrophic pitching.
The earned run average of Boston starters in September was a ghastly 7.08. The team went 7-20, unable to win consecutive games all month. They gave nine starts to the unlikely trio of Andrew Miller, a failed top prospect; Tim Wakefield, a 45-year-old knuckleballer; and Kyle Weiland, a rookie wearing No. 70. Not once did those pitchers meet the fairly forgiving minimum standards for a quality start: pitch at least six innings and allow no more than three earned runs.
The Cardinals, meanwhile, trailed Atlanta by 10 ½ games on Aug. 25, when their thoughts could have drifted to the future of Albert Pujols, the premier slugger, who is facing free agency. Instead, they won 23 of their final 31 games as the Braves faded, undone by injuries to veteran starters and an overworked bullpen.
Still, the Braves could have forced a playoff by holding off the Phillies, who have sharpened their focus after an eight-game losing streak that followed their clinching of home-field advantage throughout October.
The Phillies had a chance to set a single-season franchise record for victories with 102, and Charlie Manuel needed one more win to establish the career record for a Phillies manager. Yet Manuel, like the Yankees’ Joe Girardi, was more concerned with preparing for the playoffs. He used his starter, Joe Blanton, for only two innings, and one of his aces, Cole Hamels, for a three-inning tuneup in the middle.
The Braves had the game where they wanted it, with a lead in the hands of their rookie star. But Kimbrel, perhaps, got caught up in the moment. He walked three, and told reporters after the 13-inning, 4-3 loss that his head “started moving too fast.”
After a mind-bending night, all of the baseball world could relate. Even those in uniform turned into fans again.
“You can’t explain this to people, the emotions in baseball,” Leyland said, adding later: “I don’t know how it all happened. I still don’t. But it was amazing.”

Messi Dibekali Sepatu Terpandai Oleh Adidas

Adidas mengklaim telah membekali Lionel Messi dengan sepatu tercepat dan terpandai yang pernah ada di dunia. Hari kemarin mereka meluncurkan sepatu baru untuk Messi cs dan nama sepatu itu adalah Adidas adizero F50 miCoach.Sepatu ini membuat para pemakainya bisa berlari lebih cepat dari sebelumnya. Mereka mengusung jargon "Sepatu sepak bola dengan otak", hal itu berdasar teknologi tinggi yang mereka usung ke lapangan.
Sepatu ini dilengkapi chip di tubuhnya, yang akan sanggup mencatat data kecepatan tertinggi sang pemakai, jumlah sprint yang mereka lakukan, jarak yang ditempuh dan intensitas tinggi lainnya. Yang akan sangat berguna dalam membantu memonitor perkembangan latihan para pemain.

Scholes: Saya Pernah di Posisi Tevez

Paul Scholes, mantan rekan dari Carlos Tevez semasa di Old Trafford mengaku bisa merasakan apa yang Tevez rasakan. Sebab ia pernah berada di posisi pesakitan seperti itu.

Apa yang dimaksud tentunya, adanya gesekan antara pemain dan pelatih karena sang anak buah menolak dimainkan. Hal ini pula yang diyakini banyak pihak seolah Tevez sedang membuka pintu keluar dari Etihad Stadium.

Mancini terus menerangkan bahwa masa pengabdian Tevez telah usai di matanya, kemudian berita yang sempat menjadi headline dalam beberapa hari terakhir ini sampai ke telinga Paul Scholes.

Pria yang baru saja memutuskan gantung sepatu dari Manchester United di musim panas kemarin itu berujar tentang kondisi mantan rekan yang kini membela Manchester City tersebut.

"Isaya paham dan sangat mengenal Tevez. Dia tipe pemain yang selalu ingin bermain," komen dari Scholes kepada Radio BBC 5 Live. "Ketika ia dicadangkan hal itu seperti membunuhnya,"

"Memang segalanya bergantung kepada pelatih, namun Tevez tidak akan pernah berpikir sejauh itu. Apa yang ia pikirkan hanya "Pelatih sedang menantangku, kenapa ia tak memainkanku? Aku pemain terbaik City dan dia tidak menurunkanku,"

"Saya tidak mengatakan bahwa apa yang Tevez lakukan adalah benar, itu semua akan berpulang kepada sang pelatih pada akhirnya,"

Empati Scholes bisa terbentuk, karena ia juga pernah dibekukan oleh Sir Alex Ferguson akibat menolak diturunkan di ajang Piala Liga, sepekan kemudian melawan Liverpool ia di drop dari skuad.

"Anda berpikir seharusnya Anda terus bermain dan pikiran saya pun selalu seperti itu, saya pikir Sir Alex sedang coba mencari gara-gara dengan saya, itu semua ternyata salah. Itu semua terserah kepadanya tentang apa yang ia mau untuk timnya,"

"Saya tersadar saya telah bertindak bodoh, saya sempat membuat kecewa pelatih saya dan hal itu saya sesali. Mungkin ini seperti halnya kondisi Tevez saat ini. Apa yang ia pikir saat itu adalah benar menurutnya, yakni dengan menolak bermain,"

Fabregas Tanggalkan Sepatu Resmi Barcelona Fab dikabarkan menerima bayaran tiga kali lipat dari yang didapat sebelumnya.

Kepindahan mantan kapten Arsenal, Cesc Fabregas ke Barcelona bukan hanya membuatnya seperti pulang ke rumah. Tapi, ia juga mendapatkan berkah baru.

Fabregas mendapatkan kontrak baru dengan produk peralatan olahraga (apparel) Puma. Ia akan berganti sepatu dari Nike menjadi Puma dengan kontrak senilai £15 juta. Fabregas meninggalkan sepatu Nike CTR360 Maestri II yang sempat menjadikannya sebagai ikon.

Fab dikabarkan menerima bayaran tiga kali lipat yang didapat sebelumnya dari Nike. Ironisnya, Nike jadi produk apparel resmi Barca. Artinya, Fabregas kini takkan memakai lagi sepatu yang sama dengan sponsor apparel Blaugrana.

Puma melakukan ini sebagai langkah untuk menyaingi dua 'penguasa' apparel olahraga dunia, Nike dan Adidas. Sebelumnya, Puma telah menjadikan Thierry Henry dan Sergio Aguero sebagai ikon barunya.

Kepergian Fabregas dari Nike menjadi pukulan berikut bagi perusahaan asal Amerika Serikat itu. Karena sebelumnya, beberapa pemain Barca seperti Lionel Messi yang juga ikon Adidas sempat mengkritik baju Nike yang dikenakannya.

Kostum berteknologi Dri-fit itu disebut Messi terlalu cepat menyerap keringat alias basah. Akibatnya, baju itu semakin lama menjadi semakin berat karena tak diimbangi dengan cepat kering. (

Giliran Juventus Jadi Sasaran Ibrahimovic Ibra ke Turin hanya satu tujuan, ingin Milan memetik kemenangan.

Kubu AC Milan akhirnya bisa tersenyum lebar pasca pulihnya striker Zlatan Ibrahimovic dari cedera. Sebab, Rossoneri akan bertandang ke kandang Juventus akhir pekan ini.

Tentu saja, Juventus bukanlah lawan enteng dan juga bukan seperti musim lalu. Kekuatan Juventus kini menjelma sebagai tim kuat di Italia.

Hal itu terbukti dalam empat kali main, Juventus dua kali menang dan dua kali imbang. Torehan itu untuk sementara menempatkan Juventus di posisi puncak klasemen Serie A..

Untungnya, menjelang duel kedua tim, Ibrahimovic kembali menunjukkan tajinya. Satu gol ia sudah sumbangkan pertengahan pekan lalu saat bermain menghadapi Viktoria Plzen di ajang Liga Champions.

"Ini adalah kemenangan yang sangat penting dan, di atas itu semua, gol itu adalah gol pertama saya setelah cedera," kata Ibra kepada Gazzetta dello Sport.

"Saya sekarang baik-baik saja dan berharap bisa lebih baik pada hari Minggu nanti. Saya telah memainkan seluruh laga dan itu tidak masalah," ujarnya.

Ibra sendiri pernah punya kenangan manis di Juventus. Pemain asal Swedia ini pernah membela Bianconeri dari tahun 2004-2006.

"Pada malam Minggu nanti, Juventus adalah klub lama saya. Ini akan menjadi laga yang sulit, tapi kami akan pergi ke Turin untuk menang," tegas Ibra.

JULIA PERES PANAAAAS

HOOOOOOOOOOOOT

JUPE ARTIS INDONESIA HOT

ARTIS INDONESIA HOT

Tevez Bisa Dihukum FIFA

Wakil Presiden FIFA, Jim Boyce, menyatakan akan mendukung Manchester City apabila mereka ingin memutus kontrak penyerang Carlos Tevez. Meskipun demikian, Boyce meminta City membuktikan bahwa Tevez benar-benar menolak dimainkan pada pertandingan Liga Champions melawan Bayern Muenchen, Selasa (27/9/2011).
Pada duel yang berakhir 2-0 untuk Bayern itu, Tevez masuk skuad City sebagai pemain cadangan. Menurut Pelatih Roberto Mancini, Tevez menolak ketika diminta bermain. Sementara City menyelidiki kasus tersebut, Tevez diskors dua pekan.
"Saya percaya, FIFA punya kekuatan untuk melarang pemain terlibat secara aktif dalam dunia sepak bola. Jika benar ia melakukan apa yang dituduhkan, saya pikir (City) akan lebih baik tanpanya," ujar Boyce.
"Jika Manchester City membuktikan itu, melaporkannya ke FIFA, dan mengungkapkan keadaan sebenarnya, tak ada masalah bagi saya. Hal seperti ini pernah terjadi sebelumnya, tetapi saya pikir apa yang terjadi tidak terpuji."
"Jika pemain ini melakukan apa yang telah dituduhkan kepadanya dan jika kemudian Manchester City ingin mengakhiri kerja sama dengannya, saya tidak menilai benar jika (Tevez) pindah dan melanjutkan kariernya di tempat lain pekan depan."
"Mempertimbangkan itu, tak ada masalah bagi saya, jika sanksi tertentu dijatuhkan oleh FIFA. Orang-orang di setiap klub dan para pejabat tinggi FIFA harus mempertimbangkan bahwa jika Carlos Tevez (menolak bermain dan bebas begitu saja), siapa yang bisa mencegah orang lain berbuat hal serupa pada pekan depan atau pekan setelahnya?" paparnya.

Pep: Kemenangan Bukan Segalanya

Pelatih Barcelona, Josep "Pep" Guardiola, menilai timnya selalu menunjukkan semangat yang sama dalam setiap pertandingan. Menurutnya, timnya harus mempertahankan itu, entah apakah mereka mengakhiri pertandingan sebagai pemenang atau tidak.
Hal tersebut disampaikan berkaitan dengan pertandingan fase grup Liga Champions melawan BATE Borisov, yang berakhir 5-0 untuk Barcelona, Rabu (28/9/2011) lalu. Itu adalah kedua kalinya secara beruntun Barcelona menang dengan skor lima gol tanpa balas.
"Saya berharap mereka tidak kehilangan semangat bermain yang mereka tunjukkan pada hari Rabu dan spirit itu telah membentuk karakter tim ini sejak lama. Semangat ini telah saya lihat selama bertahun-tahun," ujar Pep.
"(Semangat) itu tertanam. Saya tahu mereka merasakan itu. Tak masalah apakah kami menang atau kalah, tetapi kami harus terus bermain dengan sikap yang sama," tambahnya.

Del Piero: Laga Melawan Milan Tak Menentukan

Kapten Juventus, Alessandro Del Piero, menyatakan, scudetto tidak ditentukan dari hasil pertandingan melawan AC Milan, Minggu (2/10/2011). Meski begitu, ia menyatakan akan berusaha sekuat tenaga membantu Juventus meraih kemenangan atas juara bertahan.
Juventus sementara ini berada di puncak klasemen dengan delapan poin dari empat pertandingan. Adapun Milan berada di peringkat ke-12 dengan lima poin, juga dari empat laga. Karena memiliki jumlah poin yang sama dengan Udinese di tempat kedua, Juventus pun perlu menang atas Milan untuk mempertahankan posisi, tanpa bergantung kepada Udinese, yang akan melawan Bologna, sekaligus menjauhkan diri dari jangkauan Milan.
"Pertandingan ini selalu menjadi perseteruan memperebutkan scudetto dan menjadi sebuah tanda untuk berlomba meraih titel. Aku yakin pertandingan nanti akan menjadi laga yang hebat. Namun, aku tidak berpikir bahwa pertandingan nanti akan menentukan. Apa pun hasilnya, jalan masih panjang," beber Del Piero

Obama Kunjungi Indonesia November

Presiden Amerika Serikat Barrack Obama berencana mengunjungi Indonesia pada November mendatang. Kunjungan Obama ke Indonesia sedianya akan dilakukan rutin setiap tahun.    
Demikian dikemukakan Direktur Amerika Utara dan Amerika Tengah Kementerian Luar Negeri Bunyan Saptomo usai acara penandatanganan nota kesepahaman tentang pengalihan pembayaran utang pemerintah Indonesia kepada pemerintah Amerika Serikat di Jakarta, Kamis (29/9/2011).    
Menurut Saptomo, kunjungan tersebut bertujuan untuk semakin mempererat hubungan kedua negara. Penandatanganan nota kesepahaman tentang pengalihan pembayaran utang pemerintah Indonesia kepada pemerintah Amerika Serikat di Jakarta hari ini akan menjadi salah satu bentuk pencapaian pengembangan hubungan Indonesia dan Amerika Serikat.
Kunjungan Obama pada November mendatang merupakan kunjungan kedua ke Indonesia. Kunjungan pertama dilakukan November 2010. Saat itu, Presiden Obama dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meluncurkan comprehensive partnership. Program ini diuraikan ke dalam tiga klaster, yakni bidang politik dan keamanan, ekonomi dan pembangunan, serta sosial budaya dan hubungan antarmasyarakat. 

Rabu, 28 September 2011

Review: Bekuk Argentina, Brasil Juarai Superclasico

Review: Bekuk Argentina, Brasil Juarai Superclasicoerforma ciamik yang diperlihatkan oleh Lucas menjadi kunci kemenangan pasukan Mano Menezes dalam membekuk Argentina dengan skor 2-0 dalam seri Superclasico de las Americas.
Setelah bermain imbang pada leg pertama di Argentina 2 minggu lalu, Lucas berhasil membuka keunggulan Brasil di babak kedua sebelum Neymar menyegel kemenangan dengan tendangan jarak dekat.
Bermain di hadapan pendukung fanatik, Brasil berhasil mendominasi jalannya pertandingan di 45 menit babak pertama. Lucas berhasil menjadi bintang lewat aksinya memberikan ujian kepada barisan pertahanan Argentina. Sementara Tim Tango terlihat solid di belakang dan tercatat hanya sedikit melakukan serangan.
Ronaldinho yang kembali dipanggil memperkuat Selecao tampak frustasi kala 2 tendangan bebasnya melambung di atas mistar gawang Argentina. Sementara peluang emas Neymar di akhir babak pertama gagal dikonversi menjadi gol akibat tergelincir ketika hendak menyongsong bola. Albiceleste memiliki satu peluang bersih ketika tendangan Cristian Cellay berhasil diblok pemain bertahan Brasil.
Argentina yang berusaha bangkit di babak kedua dipaksa menelan kenyataan pahit ketika Lucas melepas tembakan melewati penjaga gawang Argentina di menit ke-54, setelah sebelumnya memenangi adu sprint dengan Desabato dan Papa.
Gol Lucas membangkitkan semangat Brasil, trio Neymar, Ronaldinho dan Lucas semakin bernafsu untuk menambah gol, sementara Argentina terus didesak untuk bertahan.
Akhirnya tuan rumah berhasil menyegel kemenangan menjadi 2-0, berkat gol Neymar melalui tendangan jarak dekat memanfaatkan kemelut di dalam kotak penalti Argentina, 15 menit menjelang laga buyar. Argentina berusaha memperkecil ketertinggalan, tetapi tendangan Lucas Viatri masih bisa diantisipasi dengan baik oleh Jefferson.
Kemenangan ini menjadi torehan manis dalam karir pelatih Mano Menezes setelah gagal membawa Brasil mempertahankan trofi Copa America serta gagal menjaga dominasi atas Jerman.

Ibra di rigore, Cassano fa 2000 Festa Milan, che bella Viktoria!

I rossoneri soffrono nel primo tempo, nel secondo lo svedese si conquista e realizza un rigore. Poi serve al compagno di reparto l'assist per il 2-0, che lancia il Milan in testa alla classifica del gruppo H insieme al Barça

Ibrahimovic più Cassano. Ovvero, genialità e follia. Lo svedese segna l’1-0 e regala l’assist per il raddoppio al talento di Bari (è suo il 2000esimo gol del Milan nell'era Berlusconi) La strana coppia del Milan illumina la serata di Champions, dopo una partita per niente facile, contro un Viktoria Plzen ben messo in campo e affatto sprovveduto.
La missione Champions contempla dettagli importanti. Il Milan li mette subito in pratica. Pimpante con Ibra al fianco di Cassano dal primo minuto. Offensivo e penetrante come recita l’Allegri-pensiero, con Abate tornante e votato al sacrificio; che dopo trenta secondi la mette in mezzo per Cassano, anticipato da Cech. Ma il Plzen mostra subito le sue migliori qualità: velocità e gioco largo sulle fasce. Soprattutto la capacità di Marek Bakos di farsi trovare al posto giusto: al 3’ ci vuole infatti un miracolo di Abbiati, che devia il colpo di testa in tuffo con le dita in angolo (che l’arbitro non vede) per frantumare la teoria iniziale del cronista. Ma il Milan pareggia subito la clamorosa occasione al 5’ quando Ibra confeziona una palla con scritto sopra “spingere in porta, prego”. Cassano si fa trovare al limite dell’area piccola, ma scarica addosso a Cech. Questi del Viktoria non sono comunque degli sprovveduti. Sarà San Siro, sarà il sogno di conquistarlo e portarne a casa una zolla di terra. Tant’è che i ragazzi di Vrba se la giocano a viso aperto senza speculare su nulla. Cassano intanto incassa all’11’ la seconda occasione: bravo Cech a deviare in angolo un tiro da fuori area del barese. Gioca bene il Milan, veloce e di prima. Risponde con veemenza il Viktoria, approfittando di notevoli spazi fin troppo elargiti dai rossoneri.
L'esultanza di Ibra dopo il rigore. Afp
L'esultanza di Ibra dopo il rigore. Afp
zlatan imperioso — Compito apparentemente facile. Era scritto fra le righe. La partita è però saldamente in mano rossonera. Ibrahimovic è il magnifico catalizzatore; fa reparto, fa tutto. Splendidi i suoi inserimenti, impeccabili i suggerimenti per i compagni. E’ sua la pazzesca occasione capitatagli sul destro al 32’, dopo un numero di Abate da pelle d’oca, e che è bravo Cech ad alzare oltre la traversa con un guizzo alla Buffon. Il Milan colleziona occasioni. Al 37’ è ancora Ibra a mancare il vantaggio, trovandosi di fronte il buon Cech. Ma il peccato veniale dei rossoneri sono i blackout di copertura, quando i cechi vanni in contropiede; così, al 39’, è solo la dabbenaggine di Petrzela a non portarli in vantaggio, perché dal dischetto del rigore manca il facile gol sprecando a lato. A conti fatti un Plzen che si difende molto, a volte a fatica, ma che non trascura il lato offensivo, mentre il Milan avrebbe bisogno di maggiore lucidità, sfruttando la sua tecnica e le maggiori individualità.
Se poi Emanuelson fosse capace di metterla dentro dal limite, come al 2’ della ripresa (un tiro alto che grida ancora vendetta), la strada in salita diverrebbe più dolce. Ma bisogna soffrire e attendere un fallo di mano di in area di Cisovsky che interrompe una zampata di Ibra. E’ rigore. Ibra, concentrato, fulmina l’angolo destro di Cech con un rasoterra. Al 14’ lo svedesone in concerto con Seedorf entusiasma San Siro; ma Cassano che deve metterla dentro alza di poco oltre la traversa. Il Viktoria però non cede. Anzi, al 15’, su rasoterra del massiccio Horvath, Abbiati ci mette la pezza. Ma è la serata di Ibra. Che al 21’ in un imperioso contropiede sfodera un assist per Cassano antologico; FantAntonio accarezza da sotto la palla e scavalca Cech. Allegri può così cambiare qualche pedina in vista della Juve: fuori Seedorf per Aquilani e Antonini per Taiwo. Manovre diversive e niente più, con qualche concessione di troppo ai cechi: ma la missione è compiuta.