Paul Scholes, mantan rekan dari Carlos Tevez semasa di Old Trafford mengaku bisa merasakan apa yang Tevez rasakan. Sebab ia pernah berada di posisi pesakitan seperti itu.
Apa yang dimaksud tentunya, adanya gesekan antara pemain dan pelatih karena sang anak buah menolak dimainkan. Hal ini pula yang diyakini banyak pihak seolah Tevez sedang membuka pintu keluar dari Etihad Stadium.
Mancini terus menerangkan bahwa masa pengabdian Tevez telah usai di matanya, kemudian berita yang sempat menjadi headline dalam beberapa hari terakhir ini sampai ke telinga Paul Scholes.
Pria yang baru saja memutuskan gantung sepatu dari Manchester United di musim panas kemarin itu berujar tentang kondisi mantan rekan yang kini membela Manchester City tersebut.
"Isaya paham dan sangat mengenal Tevez. Dia tipe pemain yang selalu ingin bermain," komen dari Scholes kepada Radio BBC 5 Live. "Ketika ia dicadangkan hal itu seperti membunuhnya,"
"Memang segalanya bergantung kepada pelatih, namun Tevez tidak akan pernah berpikir sejauh itu. Apa yang ia pikirkan hanya "Pelatih sedang menantangku, kenapa ia tak memainkanku? Aku pemain terbaik City dan dia tidak menurunkanku,"
"Saya tidak mengatakan bahwa apa yang Tevez lakukan adalah benar, itu semua akan berpulang kepada sang pelatih pada akhirnya,"
Empati Scholes bisa terbentuk, karena ia juga pernah dibekukan oleh Sir Alex Ferguson akibat menolak diturunkan di ajang Piala Liga, sepekan kemudian melawan Liverpool ia di drop dari skuad.
"Anda berpikir seharusnya Anda terus bermain dan pikiran saya pun selalu seperti itu, saya pikir Sir Alex sedang coba mencari gara-gara dengan saya, itu semua ternyata salah. Itu semua terserah kepadanya tentang apa yang ia mau untuk timnya,"
"Saya tersadar saya telah bertindak bodoh, saya sempat membuat kecewa pelatih saya dan hal itu saya sesali. Mungkin ini seperti halnya kondisi Tevez saat ini. Apa yang ia pikir saat itu adalah benar menurutnya, yakni dengan menolak bermain,"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar